PEMANFAATAN KULIT DURIAN SEBAGAI PENGGANTI BATERAI
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Salah satu sampah yang sering kita temukan di lingkungan saat
ini adalah sampah dari kulit durian yang sering terlihat menumpuk atau bahkan
berserakan di sekitar aliran sungai. Hal ini sangat mengganggu terhadap kebersihan
lingkungan misalnya aroma kulit durian yang menyengat sehingga menimbulkan bau
yang menyengat. Hal ini perlu disikapi dengan mencari cara untuk mengolah
sampah kulit durian menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Selain sampah kulit durian, sering juga ditemukan sampah aki
kering (batu baterai) yang berserakan. Sampah aki kering (batu baterai)
merupakan salah satu sampah yang tidak bisa diurai sehingga apabila aki kering
(batu baterai) bekas ini terus dibiarkan akan terjadi penumpukan dan pencemaran
lingkungan.
Semua jenis baterai bekas seperti baterai remote, mainan, jam
tangan, telepon seluler, kamera digital maupun baterai yang bisa dicharge
(rechargeable) termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Bila dibuang sembarangan atau tidak didaur ulang, maka kandungan
logam berat dan zat-zat berbahaya lain yang ada di baterai dapat mencemari air
dan tanah, yang pada akhirnya membahayakan tubuh manusia.
1.2
Rumusan
Masalah
2. Apa saja kandungan dalam kulit durian sehingga dapat digunakan
sebagai energi pengganti batu baterai?
3. Bagian mana dari kulit durian yang dapat digunakan sebagai bahan
pengganti energi batu baterai?
4. Bagaimana proses pengolahan kulit durian menjadi energi
pengganti batu baterai?
5. Berapa lama energi pengganti dari kulit durian dapat digunakan?
1.3
Tujuan
2. Mengetahui zat apa saja yang terkandung dalam kulit durian
sehingga dapat digunakan sebagai energi pengganti batu baterai.
3. Mengetahui bagian dari kulit durian yang dapat digunakan sebagai
bahan pengganti energi batu baterai.
4. Mengetahui proses pengolahan kulit durian menjadi energi
pengganti batu baterai.
5. Mengetahui berapa lama energi pengganti dari kulit durian dapat
digunakan.
BAB
2
ISI
2.1
Landasan
Teori
2.1.1
Durian
2.1.1.1
Sejarah singkat
Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan
durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi
akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk
menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Tanaman durian berasal dari hutan
Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian
ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian sudah
dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa,
Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur).
2.1.1.2
Jenis tanaman
Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa
pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga
(genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Ada puluhan durian yang
diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada
masyarakat untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah: durian
sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor),
sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan
Selatan), sijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan).
2.1.1.3
Manfaat tanaman
Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan
olahan lainnya, terdapat manfaat dari bagian lainnya, yaitu:
1. Tanamannya
sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.
2. Batangnya
untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setaraf dengan kayu
sengon sebab kayunya cenderung lurus.
3. Bijinya
yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif
pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya).
4. Kulit
dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan. cara dijemur sampai kering
dan dibakar sampai hancur.
2.1.2
Baterai
2.1.2.1
Pengertian baterai
Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan
energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik. Sebuah baterai biasanya
terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:
1.
Batang karbon sebagai anode (kutub
positif baterai)
2.
Seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif
baterai)
3.
Pasta sebagai elektrolit (penghantar)
Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai)
mempunyai tegangan listrik 1,5 volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau
kotak. Ada juga yang dinamakan rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat
diisi ulang, seperti yang biasa terdapat pada telepon genggam. Baterai sekali
pakai disebut juga dengan baterai primer, sedangkan baterai isi ulang disebut
dengan baterai sekunder.
Baik baterai primer maupun baterai sekunder,
kedua-duanya bersifat mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai
primer hanya bisa dipakai sekali, karena menggunakan reaksi kimia yang bersifat
tidak bisa dibalik (irreversible reaction). Sedangkan baterai sekunder dapat
diisi ulang karena reaksi kimianya bersifat bisa dibalik (reversible reaction).
Limbah baterai tidak hanya menyebabkan polusi tetapi
juga membahayakan sumber daya alam karena mengandung logam berat dan elektrolit
korosif yang menjadi sumber daya baterai, seperti timah, merkuri, nikel,
kadmium, lithium, perak, seng dan mangan
Dalam aksi mikroorganisme, merkuri anorganik bisa
diubah menjadi methylmercury, berkumpul dalam tubuh ikan yang kemudian
dikonsumsi manusia. Methylmercury dapat memasuki sel-sel otak dan berdampak
serius seperti merusak sistem saraf yang bisa membuat orang menjadi gila atau
bahkan menyebabkan kematian.
Sedangkan kadmium baterai dapat mengkontaminasi
tanah dan air, yang akhirnya masuk ke tubuh manusia menyebabkan kerusakan hati
dan ginjal, juga dapat menyebabkan tulang lunak atau kecacatan tulang berat.
Selain itu, kadmium dapat menyebabkan keracunan
kronis dan menjadi faktor menyebabkan emfisema (penyakit paru obstruktif kronik
yang melibatkan kerusakan pada kantung udara di paru-paru), osteomalasia
(pelunakan tulang), anemia (kurang darah), juga membuat kelumpuhan pada tubuh
manusia.
Ekskresi timbal juga paling sulit di dalam tubuh
manusia dan dapat mengganggu fungsi ginjal dan fungsi reproduksi.
Jika limbah baterai dicampur dengan limbah padat
lainnya, dari waktu ke waktu kandungan berbahaya didalamnya dapat mencemari air
dan tanah, yang kemudian mengancam kehidupan ikan, tanaman, perusakan
lingkungan dan secara tidak langsung mengancam kesehatan manusia.
2.1.2.2
Kandungan baterai
Zat
yang terkandung dalam baterai adalah sebagai berikut:
1. Belerang
2. Air
raksa
3. Asam
sulfat
4. Seng
5. Amonium
klorida
6. Antimon
7. Kadmium
8. Perak
9. Nikel
10. Hidrida
logam nickel
11. Litium
12. Hidrida
13. Kobalt
14. Mangan
15. Nitrogliserin
16. Rubidium
2.2
Pembahasan
2.2.1
Proses pengolahan kulit durian sebagai
pengganti baterai
a.
Alat
1.
Pisau
2.
Alat tumbuk
3.
Alas penumbukan
4.
Plastik
5.
Pinset
6.
Kabel
7.
Lampu bohlam kecil
b.
Bahan
1.
Kulit durian
2.
Batu Baterai bekas
c.
Prosedur Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Membuang kulit bagian luar (yang
berduri) dengan menggunakan pisau.
3.
Memotong kecil-kecil kulit durian yang
sudah dibuang durinya.
4.
Menumbuk kulit durian dengan menggunakan
alat penumbuk.
5.
Sambil menunggu kulit durian hasil
tumbukan sedikit mengering, batu baterai bekas diolah dengan cara dibuka kaleng
luar kemudian plastik pembungkus bagian dalam baterai dilepaskan kemudian
membuka dan mencabut bagian elektrolit yang menancap kebagian dalam baterai.
6.
Kemudian mengambil pasta yang berwarna
hitam yang terdapat di dalam baterai dengan menggunakan pinset sampai habis.
7.
Memasukan tumbukan kulit durian kedalam
baterai kemudian memasang kembali karbon konduktor ke dalam baterai dan tutup
kembali.
8.
Baterai kulit durian sudah siap di uji
coba.
2.2.2
Kandungan kulit durian
Kandungan kulit durian adalah
sebagai berikut:
1. Kulit
durian secara proporsional mengandung unsur selulose yang tinggi (50-60 persen)
dan kandungan lignin (5 persen) serta kandungan pati yang rendah (5 persen)
sehingga dapat diindikasikan bahan tersebut bisa digunakan sebagai campuran
bahan baku papan olahan serta produk lainnya yang dimampatkan. nilai keteguhan
lengkung (Modulus of Elastisity) produk papan partikel dari limbah kulit durian
yang menggunakan perekat mineral (semen) adalah sebesar 360 kg/cm2
dengan nilai keteguhan patah (Modulus of Rupture) sebesar 543 kg/cm2
2. Kandungan
kimia kulit durian yang dapat dimanfaatkan adalah pektin. pektin merupakan
senyawa yang baik digunakan sebagai pengental dalam makanan. sehingga pektin
yang diperoleh dari kulit durian dapat dimanfaatkan sebagai pengental dalam
pembuatan cendol. • Kulit durian untuk bahan pengusir nyamuk atau bahan bakar
memasak (hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor kulit durian sebesar
3786,95 kal/gram dengan kadar abu rendah yaitu 4 persen), sebuah ajang lomba
internasional (forum Indonesian Young Scientists (Inays) 2008 di Universitas
Parahyangan, Bandung ) pernah menampilkan temuan obat nyamuk dari ekstrak kulit
durian
3. Lumatan
kulit durian dapat perut akan mempermudah buang air besar, mengobati ruam pada
kulit (sakit kurap), air abu kulit buah durian dapat digunakan sebagai obat
pelancar haid dan juga penggugur kandungan (abortivum). Abu dan air rendaman
abu bisa digunakan sebagai campuran pewarna tradisional
4. Kulit
durian dapat digunakan sebagai penghilang bau dan mabuk setelah makan durian,
caranya adalah dengan meminum air dengan menggunakan kulit durian. juga
membasuh tangan dengan air yang diletakkan di kulit durian.
2.2.3
Kulit durian sebagai pengganti baterai
Kulit Durian memiliki
kandungan zat kalium dan natrium tinggi yang bisa digunakan untuk mengalirkan
ion positif dan negatif. Kandungan dua zat inilah yang kemudian menciptakan
aliran listrik.
Ternyata,
di dalam kulit durian mengandung unsur kalium dan natrium tinggi yang bisa
digunakan untuk mengalirkan ion positif dan negatif. Dengan sejumlah proses,
kulit Durian ini mampu menghasilkan tegangan sebesar 1,25 volt. Tegangan ini
cukup untuk menghidupkan kembali aliran listrik baterai yang sudah mati.
Elemen kering atau baterai adalah
sumber tegangan yang dapat lebih lama mengalirkan arus listrik daripada elemen
volta. Elemen kering dibuat pertama kali pada tahun 1866, kimiawan Perancis
oleh George Leclanche. Elemen kering ini terdiri atas Zn yang berbentuk bejana
dan logam dalam Zn ini dilapisi karbon (batang arang). Karena batang arang
memiliki potensial lebih tinggi daripada Zn, maka batang arang sebagai anoda,
sedangkan Zn sebagai katoda. Di bagian dalam elemen kering ini terdapat
campuran antara salmiak atau amonium klorida (NH4Cl) serbuk arang
dan batu kawi atau mangan dioksida (MnO2). Campuran ini berbentuk
pasta yang kering. Karena elemen ini menggunakan larutan elektrolit berbentuk
pasta yang kering maka disebut elemen kering. Pada elemen kering, NH4Cl
sebagai larutan elektrolit dan MnO2 sebagai depolarisator. Kegunaan
dispolarisator yaitu dapat meniadakan polarisasi. Sehingga arus listrik pada
elemen kering dapat mengalir lebih lama sebab tidak ada gelembung-gelembung
gas.
Arus listrik pada baterai mengalir
searah dan terjadi bila kutub positif dihubungkan dengan kutub negatif. Oleh
sebab itu aliran baterai dinamakan Direct Current (DC). Untuk menambah tegangan
listrik baterai dapat disusun secara seri, yaitu disusun berurutan dengan kutub
positif-negatif dengan berselang-seling. Misalnya 3 buah baterai mempunyai
tegangan 1,5 volt yang disusun seri akan mempunyai tegangan 4,5 volt. Susunan
seperti ini sering kita jumpai pada alat-alat listrik sederhana seperti senter
dan walkman. Adapun pasangan paralel adalah jika masing-masing kutub baterai
yang sama saling dihubungkan, tegangan listrik yang didapat bertambah, tetapi
arus yang mengalir akan menjadi lebih besar. Baterai isi ulang Saat ini,
pemakaian baterai isi ulang semakin meluas, seiring semakin banyaknya alat
komunikasi dan alat elektronik lainnya yang bersifat portable (mudah dibawa dan
dipindah-pindahkan), misalnya komputer laptop, telepon genggam, Personal Digital
Assistant (PDA), kamera digital, dan kamera genggam. Umumnya jenis baterai yang
digunakan adalah nikel-kadmium (Ni-Cd), yang memakai bahan nikel hidroksida
serta kadmium sebagai elektrodanya, dan kalium hidroksida sebagai elektrolit.
Akan tetapi, baterai isi ulang juga ada yang menggunakan bahan litium sebagai
elektrodanya, sehingga mempunyai daya tahan yang lama.
BAB
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kulit durian mengandung zat
kalium dan natrium tinggi yang bisa digunakan untuk mengalirkan ion positif dan
negatif. Kandungan dua zat inilah yang kemudian menciptakan aliran listrik.
Pemrosesan kulit durian sebagai pengganti baterai adalah dengan cara membuang
kulit bagian luar (yang berduri) kemudian ditumbuk dan dikeringkan. Setelah
itu, kaleng luar dan plastik pembungkus dari baterai bekas dilepas kemudian
mencabut bagian elektrolit dan mengambil pasta warna hitam. Kemudian tumbukan
kulit durian dimasukkan ke dalam baterai. Dengan sejumlah proses tersebut,
kulit Durian ini mampu menghasilkan tegangan sebesar 1,25 volt. Tegangan ini
cukup untuk menghidupkan kembali aliran listrik baterai yang sudah mati.
3.2
Saran
Saran saya adalah:
1.
Agar tidak membuang kulit durian di sembarang tempat. Karena
jika kita membuang kulit durian sembarangan, dapat mengganggu terhadap kebersihan lingkungan.
2.
Agar tidak membuang baterai bekas di sembarang tempat. Karena
jika kita membuang baterai bekas sembarangan, zat berbahaya yang terkandung
dalam baterai dapat mencemari lingkungan.
3.
Agar dapat memanfaatkan kulit durian dan baterai bekas untuk hal
yang bermanfaat. Salah satu contohnya adalah kulit durian dapat digunakan
sebagai pengganti baterai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Komentar Spam Dan Komentar Jual Beli
HARGAI Sesama Penguna Netizen