Pemutar Musik Music MP3
Ayo bro dengerin music ini !!!

Kamis, 30 April 2015

PEMANFAATAN KULIT DURIAN SEBAGAI PENGGANTI BATERAI

PEMANFAATAN KULIT DURIAN SEBAGAI PENGGANTI BATERAI



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Salah satu sampah yang sering kita temukan di lingkungan saat ini adalah sampah dari kulit durian yang sering terlihat menumpuk atau bahkan berserakan di sekitar aliran sungai. Hal ini sangat mengganggu terhadap kebersihan lingkungan misalnya aroma kulit durian yang menyengat sehingga menimbulkan bau yang menyengat. Hal ini perlu disikapi dengan mencari cara untuk mengolah sampah kulit durian menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Selain sampah kulit durian, sering juga ditemukan sampah aki kering (batu baterai) yang berserakan. Sampah aki kering (batu baterai) merupakan salah satu sampah yang tidak bisa diurai sehingga apabila aki kering (batu baterai) bekas ini terus dibiarkan akan terjadi penumpukan dan pencemaran lingkungan.
Semua jenis baterai bekas seperti baterai remote, mainan, jam tangan, telepon seluler, kamera digital maupun baterai yang bisa dicharge (rechargeable) termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Bila dibuang sembarangan atau tidak didaur ulang, maka kandungan logam berat dan zat-zat berbahaya lain yang ada di baterai dapat mencemari air dan tanah, yang pada akhirnya membahayakan tubuh manusia.
1.2    Rumusan Masalah
2.      Apa saja kandungan dalam kulit durian sehingga dapat digunakan sebagai energi pengganti batu baterai?
3.      Bagian mana dari kulit durian yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti energi batu baterai?
4.      Bagaimana proses pengolahan kulit durian menjadi energi pengganti batu baterai?
5.      Berapa lama energi pengganti dari kulit durian dapat digunakan?
1.3    Tujuan
2.    Mengetahui zat apa saja yang terkandung dalam kulit durian sehingga dapat digunakan sebagai energi pengganti batu baterai.
3.    Mengetahui bagian dari kulit durian yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti energi batu baterai.
4.    Mengetahui proses pengolahan kulit durian menjadi energi pengganti batu baterai.
5.    Mengetahui berapa lama energi pengganti dari kulit durian dapat digunakan.
BAB 2
ISI
2.1    Landasan Teori
2.1.1                  Durian
2.1.1.1                      Sejarah singkat
Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur).
2.1.1.2 Jenis tanaman
Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah: durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan), sijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan).
2.1.1.3  Manfaat tanaman
Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya, terdapat manfaat dari bagian lainnya, yaitu:
1.    Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.
2.    Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.
3.    Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya).
4.    Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan. cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai hancur.
2.1.2                  Baterai
2.1.2.1           Pengertian baterai
Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik. Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:
1.   Batang karbon sebagai anode (kutub positif baterai)
2.   Seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)
3.   Pasta sebagai elektrolit (penghantar)
Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan listrik 1,5 volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga yang dinamakan rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti yang biasa terdapat pada telepon genggam. Baterai sekali pakai disebut juga dengan baterai primer, sedangkan baterai isi ulang disebut dengan baterai sekunder.
Baik baterai primer maupun baterai sekunder, kedua-duanya bersifat mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai primer hanya bisa dipakai sekali, karena menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa dibalik (irreversible reaction). Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang karena reaksi kimianya bersifat bisa dibalik (reversible reaction).
Limbah baterai tidak hanya menyebabkan polusi tetapi juga membahayakan sumber daya alam karena mengandung logam berat dan elektrolit korosif yang menjadi sumber daya baterai, seperti timah, merkuri, nikel, kadmium, lithium, perak, seng dan mangan
Dalam aksi mikroorganisme, merkuri anorganik bisa diubah menjadi methylmercury, berkumpul dalam tubuh ikan yang kemudian dikonsumsi manusia. Methylmercury dapat memasuki sel-sel otak dan berdampak serius seperti merusak sistem saraf yang bisa membuat orang menjadi gila atau bahkan menyebabkan kematian.
Sedangkan kadmium baterai dapat mengkontaminasi tanah dan air, yang akhirnya masuk ke tubuh manusia menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, juga dapat menyebabkan tulang lunak atau kecacatan tulang berat.
Selain itu, kadmium dapat menyebabkan keracunan kronis dan menjadi faktor menyebabkan emfisema (penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan kerusakan pada kantung udara di paru-paru), osteomalasia (pelunakan tulang), anemia (kurang darah), juga membuat kelumpuhan pada tubuh manusia.
Ekskresi timbal juga paling sulit di dalam tubuh manusia dan dapat mengganggu fungsi ginjal dan fungsi reproduksi.
Jika limbah baterai dicampur dengan limbah padat lainnya, dari waktu ke waktu kandungan berbahaya didalamnya dapat mencemari air dan tanah, yang kemudian mengancam kehidupan ikan, tanaman, perusakan lingkungan dan secara tidak langsung mengancam kesehatan manusia.
2.1.2.2                      Kandungan baterai
Zat yang terkandung dalam baterai adalah sebagai berikut:

1.      Belerang
2.      Air raksa
3.      Asam sulfat
4.      Seng
5.      Amonium klorida
6.      Antimon
7.      Kadmium
8.      Perak
9.      Nikel
10.  Hidrida logam nickel
11.  Litium
12.  Hidrida
13.  Kobalt
14.  Mangan
15.  Nitrogliserin
16.  Rubidium

2.2    Pembahasan
2.2.1        Proses pengolahan kulit durian sebagai pengganti baterai
a.         Alat
1.      Pisau
2.      Alat tumbuk
3.      Alas penumbukan
4.      Plastik
5.      Pinset
6.      Kabel
7.      Lampu bohlam kecil
b.         Bahan
1.      Kulit durian
2.      Batu Baterai bekas
c.         Prosedur Kerja
1.    Menyiapkan alat dan bahan.
2.    Membuang kulit bagian luar (yang berduri) dengan menggunakan pisau.
3.    Memotong kecil-kecil kulit durian yang sudah dibuang durinya.
4.    Menumbuk kulit durian dengan menggunakan alat penumbuk.
5.    Sambil menunggu kulit durian hasil tumbukan sedikit mengering, batu baterai bekas diolah dengan cara dibuka kaleng luar kemudian plastik pembungkus bagian dalam baterai dilepaskan kemudian membuka dan mencabut bagian elektrolit yang menancap kebagian dalam baterai.
6.    Kemudian mengambil pasta yang berwarna hitam yang terdapat di dalam baterai dengan menggunakan pinset sampai habis.
7.    Memasukan tumbukan kulit durian kedalam baterai kemudian memasang kembali karbon konduktor ke dalam baterai dan tutup kembali.
8.    Baterai kulit durian sudah siap di uji coba.
2.2.2                  Kandungan kulit durian
Kandungan kulit durian adalah sebagai berikut:
1.      Kulit durian secara proporsional mengandung unsur selulose yang tinggi (50-60 persen) dan kandungan lignin (5 persen) serta kandungan pati yang rendah (5 persen) sehingga dapat diindikasikan bahan tersebut bisa digunakan sebagai campuran bahan baku papan olahan serta produk lainnya yang dimampatkan. nilai keteguhan lengkung (Modulus of Elastisity) produk papan partikel dari limbah kulit durian yang menggunakan perekat mineral (semen) adalah sebesar 360 kg/cm2 dengan nilai keteguhan patah (Modulus of Rupture) sebesar 543 kg/cm2
2.      Kandungan kimia kulit durian yang dapat dimanfaatkan adalah pektin. pektin merupakan senyawa yang baik digunakan sebagai pengental dalam makanan. sehingga pektin yang diperoleh dari kulit durian dapat dimanfaatkan sebagai pengental dalam pembuatan cendol. • Kulit durian untuk bahan pengusir nyamuk atau bahan bakar memasak (hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor kulit durian sebesar 3786,95 kal/gram dengan kadar abu rendah yaitu 4 persen), sebuah ajang lomba internasional (forum Indonesian Young Scientists (Inays) 2008 di Universitas Parahyangan, Bandung ) pernah menampilkan temuan obat nyamuk dari ekstrak kulit durian
3.      Lumatan kulit durian dapat perut akan mempermudah buang air besar, mengobati ruam pada kulit (sakit kurap), air abu kulit buah durian dapat digunakan sebagai obat pelancar haid dan juga penggugur kandungan (abortivum). Abu dan air rendaman abu bisa digunakan sebagai campuran pewarna tradisional
4.      Kulit durian dapat digunakan sebagai penghilang bau dan mabuk setelah makan durian, caranya adalah dengan meminum air dengan menggunakan kulit durian. juga membasuh tangan dengan air yang diletakkan di kulit durian.
2.2.3                  Kulit durian sebagai pengganti baterai
Kulit Durian memiliki kandungan zat kalium dan natrium tinggi yang bisa digunakan untuk mengalirkan ion positif dan negatif. Kandungan dua zat inilah yang kemudian menciptakan aliran listrik.
Ternyata, di dalam kulit durian mengandung unsur kalium dan natrium tinggi yang bisa digunakan untuk mengalirkan ion positif dan negatif. Dengan sejumlah proses, kulit Durian ini mampu menghasilkan tegangan sebesar 1,25 volt. Tegangan ini cukup untuk menghidupkan kembali aliran listrik baterai yang sudah mati.
Elemen kering atau baterai adalah sumber tegangan yang dapat lebih lama mengalirkan arus listrik daripada elemen volta. Elemen kering dibuat pertama kali pada tahun 1866, kimiawan Perancis oleh George Leclanche. Elemen kering ini terdiri atas Zn yang berbentuk bejana dan logam dalam Zn ini dilapisi karbon (batang arang). Karena batang arang memiliki potensial lebih tinggi daripada Zn, maka batang arang sebagai anoda, sedangkan Zn sebagai katoda. Di bagian dalam elemen kering ini terdapat campuran antara salmiak atau amonium klorida (NH4Cl) serbuk arang dan batu kawi atau mangan dioksida (MnO2). Campuran ini berbentuk pasta yang kering. Karena elemen ini menggunakan larutan elektrolit berbentuk pasta yang kering maka disebut elemen kering. Pada elemen kering, NH4Cl sebagai larutan elektrolit dan MnO2 sebagai depolarisator. Kegunaan dispolarisator yaitu dapat meniadakan polarisasi. Sehingga arus listrik pada elemen kering dapat mengalir lebih lama sebab tidak ada gelembung-gelembung gas.
Arus listrik pada baterai mengalir searah dan terjadi bila kutub positif dihubungkan dengan kutub negatif. Oleh sebab itu aliran baterai dinamakan Direct Current (DC). Untuk menambah tegangan listrik baterai dapat disusun secara seri, yaitu disusun berurutan dengan kutub positif-negatif dengan berselang-seling. Misalnya 3 buah baterai mempunyai tegangan 1,5 volt yang disusun seri akan mempunyai tegangan 4,5 volt. Susunan seperti ini sering kita jumpai pada alat-alat listrik sederhana seperti senter dan walkman. Adapun pasangan paralel adalah jika masing-masing kutub baterai yang sama saling dihubungkan, tegangan listrik yang didapat bertambah, tetapi arus yang mengalir akan menjadi lebih besar. Baterai isi ulang Saat ini, pemakaian baterai isi ulang semakin meluas, seiring semakin banyaknya alat komunikasi dan alat elektronik lainnya yang bersifat portable (mudah dibawa dan dipindah-pindahkan), misalnya komputer laptop, telepon genggam, Personal Digital Assistant (PDA), kamera digital, dan kamera genggam. Umumnya jenis baterai yang digunakan adalah nikel-kadmium (Ni-Cd), yang memakai bahan nikel hidroksida serta kadmium sebagai elektrodanya, dan kalium hidroksida sebagai elektrolit. Akan tetapi, baterai isi ulang juga ada yang menggunakan bahan litium sebagai elektrodanya, sehingga mempunyai daya tahan yang lama.

BAB 3
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kulit durian mengandung zat kalium dan natrium tinggi yang bisa digunakan untuk mengalirkan ion positif dan negatif. Kandungan dua zat inilah yang kemudian menciptakan aliran listrik. Pemrosesan kulit durian sebagai pengganti baterai adalah dengan cara membuang kulit bagian luar (yang berduri) kemudian ditumbuk dan dikeringkan. Setelah itu, kaleng luar dan plastik pembungkus dari baterai bekas dilepas kemudian mencabut bagian elektrolit dan mengambil pasta warna hitam. Kemudian tumbukan kulit durian dimasukkan ke dalam baterai. Dengan sejumlah proses tersebut, kulit Durian ini mampu menghasilkan tegangan sebesar 1,25 volt. Tegangan ini cukup untuk menghidupkan kembali aliran listrik baterai yang sudah mati.
3.2    Saran
Saran saya adalah:
1.    Agar tidak membuang kulit durian di sembarang tempat. Karena jika kita membuang kulit durian sembarangan, dapat mengganggu terhadap kebersihan lingkungan.
2.    Agar tidak membuang baterai bekas di sembarang tempat. Karena jika kita membuang baterai bekas sembarangan, zat berbahaya yang terkandung dalam baterai dapat mencemari lingkungan.
3.    Agar dapat memanfaatkan kulit durian dan baterai bekas untuk hal yang bermanfaat. Salah satu contohnya adalah kulit durian dapat digunakan sebagai pengganti baterai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Komentar Spam Dan Komentar Jual Beli

HARGAI Sesama Penguna Netizen